Mengenal 5 Tradisi Khas Daerah Sumbawa
Karaci
Seni permainan yang sudah berlangsung ratusan tahun ini merupakan hiburan bagi para raja di Sumbawa. Karaci terdiri dari dua orang dewasa suku asli Sumbawa (Suku Samawa), seorang wasit pemisah, dan sandro (dukun) yang bertugas mengobati luka petarung karaci. Para petarung menggunakan tongkat yang disebut sesambu dan perisai yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau (empar). Di iringi dengan gerak tari (ngumang) petarung memulai karaci sambil berbalas pantun yang bertujuan untuk mencari lawan bertarung. Setelah menemukan lawan para petarung akan saling pukul untuk menentukan pemenang.
Tidak hanya saling pukul dan menahan pukulan lawan makna dibalik permainan karaci memiliki sifat keberanian, kejantanan dan kekebalan yang bertujuan agar kaum lelaki Suku Samawa berani mempertahankan bumi Sumbawa dari orang yang ingin menghancurkannya. Inilah awal mula karaci tersebar di masyarakat Sumbawa hingga akhirnya menjadi tradisi yang merakyat.
Barapan Kebo
Ketika Madura memiliki tradisi karapan sapi dan Sumatra Barat mempunyai tradisi pacu jawi, tak ketinggalan Pulau Sumbawa juga memiliki barapan kebo yang menjadi kebanggaan masyarakatnya.
Pandai Besi Batu Alang
Maen Jaran
Maen jaran atau pacuan kuda sudah populer sejak zaman kolonial Belanda dan sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat Sumbawa. Maen jaran biasanya diadakan setelah musim panen sebagai cerminan rasa syukur masyarakat, dan jokinya adalah anak – anak yang masih duduk dibangku SD berusia sekitar 9 – 12 tahun.
Selain menjadi atraksi hiburan, maen jaran juga menjadi ajang untuk meningkatkan harga jual kuda karena kuda yang menjadi pemenang biasanya memiliki harga jual yang tinggi yaitu bisa mencapai ratusan juta rupiah. Maen jaran dapat disaksikan di Arena Pacuan Kuda di daerah Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara.
Komentar
Posting Komentar